Senin, 09 Agustus 2010

FUNGSI DAN TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth Jane, maupun Ayer(dalam encyclopedia: Chester Harris, 1958 : 1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.
Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki uperv-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik

OLEH SUBAIDI (0840571)
STAIN JURAI SIWO METRO
FUNGSI DAN TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth Jane, maupun Ayer(dalam encyclopedia: Chester Harris, 1958 : 1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.
Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki uperv-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik( Burton & Bruckner 1955: 3). Sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi,dan mendorong kearah pertumbuhan profesi guru. Ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam bukunya supervision of instruction-foundation and dimension (1961).
Ia mengemukakan 8 fungsi supervisi :
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
Yang dimaksud dengan usaha-usaha sekolah misalnya;
a. usaha tiap guru
b. usaha-usaha sekolah
c. usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan

2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
Dalam masyarakat demokrasi kepemimpinan yang demokratis perlu dikembangkan. Kepemimpinan itu suatu ketrampilan yang harus dipelajari . dan itu harus melalui latihan terus-menerus.

3. Memperluas pengalaman guru-guru.
Akar dari pengalaman terletak pada sifat dasar manusia.. manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin.

4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus
Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya diperlukan penilaian terus- menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari hasil dan prose belajar mengajar.

6. Menganalisis situasi belajar-mengajar
Supervisi diberikan dengan tujuan tertentu. Tujuannya ialah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar dapat tercapai, maka perlu analisis hasil dan proses pembelajaran.

7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf.
Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru agar mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan hal mengajar.

8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan sebelumnya. Ada hirarki kebutuhan yang harus selaras. Setiap guru pada suatu saat sudah harus mampu mengukur kemampuannya.

B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Pendapat ini dikemukakan olive bahwa sasaran supervisi pendidikan adalah:
1. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2. Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
3. Mengembangkan seluruh staf di sekolah








BAB II
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

Untuk usaha membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumberdaya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat dan teknik supervisi.
Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat/teknik. Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.

1. Teknik yang bersifat individual
a. Perkunjungan kelas
b. Observasi kelas
c. Percakapan pribadi
d. Inter-visitasi
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
f. Menilai diri sendiri

Tiap-tiap teknik ini akan diuraikan secara rinci.
a. Perkunjungan kelas
Kepala sekolah atau supervisor dating ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas.
b. Observasi kelas
Melalui perkunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi belajar mengajar yang sebenarnya.

2. Teknik-Teknik yang Bersifat Kelompok
Yang dimaksud dengan teknik-teknik yang bersifat keeelompok ialah teknik-teknik yang digunakan itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
a. Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru
Pertemuan itu ialah salah satu dari pada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh staf guru.
b. Panitia Penyelenggara
Panitia ini dalam melaksanakan tugas- tugas yang diberikan sekolah kepadanya, banyak mendapat pengalaman-pengalaman kerja
c. Rapat Guru
Rapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya,jenis kegiatan, tujuan maupun orang-orang yang menghadirinya. Pada uraian ini akan dibahas rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar dan mengajar.


BAB III
MODEL-MODEL SUPERVISI PENDIDIKAN

Yang dimaksud dengan model adalah suatu pola., contoh : acuan dari upervise yang diterapkan. Ada berbagai model yang berkembang,yaitu:
1) Model Supervisi yang konvensional (tradisional)
Model ini tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada suatu saat yang otoriter dan supervisi, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan korektif. Pemimpin cenderung mencari-cari kesalahan. Perilaku upervise ialah mengadakan instropeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang bersifat memata-matai.
2) Model Supervisi ilmiah
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
• Dilaksanakan secara berencana dan kontinu.
• Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu.
• Menggunakan instrument pengumpulan data
• Ada data yang objektif yang diperoleh oleh keadaan yang riil.
3) Model Supervisi klinis
Supervisi klinis adalah bentuk upervise yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.
4) Model Supervisi Artistik
Mengajar adalah adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu ketrampilan (skill), tapi mengajar suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar upervise juga sebagai kegiatan mendidik dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu pengetahuan , suatu ketrampilan juga suatu kiat.






BAB IV
SUPERVISI DAN SEJARAHNYA

Ada bermacam-macam konsep supervisi. Secara historis mula-mula diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki.
Perilaku yang tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan. Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka bekerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan. Kemudian berkembang supervisi yang bersifat ilmiah, ialah:

1) Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.
2) Objektif, dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan tafsiran pribadi.
3) Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilian terhadap proses pembelajaran di kelas.
4)
Dalam Dictionary of Education Good Carter (1959) memberi pengertian bahwa upervise adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan. Ada yang melihat supervisi pendidikan dari pandangan yang demokratis, sehingga rumusan supervisi dijelaskan sebagai berikut:
Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.







BAB V
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Setiap manusia pasti berkenalan dengan masalah, konflik dan situasi/ kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar. Hal ini merupakan hal yang wajar sebagaii suatu tahapan dari pengalaman hidup dan perkembangan diri seseorang.
A. kepala sekolah
kepala sekolah berperan sebagai supervisor serta administrator, sekaligus sebagai pemimpin resmi bukan hanya mengembangkan dan menyerahkan suatu program pengajaran kepada guru-guru untuk dilaksanakan, akan tetapi harus mampu menggunakan proses demokrasi atas dasar kualitas sumbangannya. Ia bertindak sebagai konsultan bagi guru-guru yang dapat membantu mereka memecahkan masalah mereka. Tetapi terkadang kepala sekolah menyalahgunakan jabatannya sebagai pemimpin, kepala sekolah hanya menyerahkan semua tugas kepada para guru dan pegawai lainnya, sedangkan dia hanya duduk santai menunggu hasilnya. Hal tersebut termasuk kepala sekolah yang tidak bertanggung, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

B. Guru
Guru berperan sebagai pendidik, tetapi terkadang ada guru yang memberi contoh yang tidak baik,misalnya dalam akhlaknya. Serta banyak guru yang mengajar tapi tidak sesuai dengan kemampuannya,yaitu tidak sesuai dengan bidang yang dikuasainya. Misalnya kemampuannya dibidang sosial tetapi dia mengajar mata pelajaran matematika, sehingga tujuan pendidikan tidak tercapai dengan baik.
Kemudian banyak guru yang tidak dapat menjaga kewibawaannya sebagai guru, sehingga banyak murid yang meremehkan dan melecehkan guru serta tidak menghargai guru tersebut ketika di kelas maupun diluar kelas. Sehingga tingkah laku anak menjadi buruk dan tidak terkendali. Hal tersebut berawal dari seorang guru yang tidak bisa menjaga kewibawaannya dan menjadi contoh yang baik untuk anak didiknya.



C. Siswa
Permasalahan yang ada pada siswa biasanya adalah kenakalan remaja,yaitu siswa tidak mau mentaati peraturan yang ada di sekolah, misalnya tidak berpakaian rapi, membolos, merokok di sekolah, berani melawan guru, sering terlambat, tidak mengerjakan tugas dari guru,dan lain-lain. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan yang ada di sekolah yang sudah tidak asing lagi terjadi disetiap sekolah, dan hal tersebut membutuhkan suattu penyelesaian, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

D. Pegawai
Dalam suatu sekolah pasti ada yang namanya pegawai, misalnya saja TU, masalah yang sering muncul adalah biasanya terkait dengan kecakapan kinerja para pegawai, apakah kinerja pegawai tersebut sudah sesuai dengan tugasnya atau belum,misalnya lagi bendahara sekolah yang terkait dengan keadaan keuangan sekolah,apakah dana yang ada di sekolah sudah digunakan dan dibelanjakan dengan baik, apakah keadaan keuangan sekolah mengalami surplus atau difisit. Dan itu membutuhkan suatu penanganan yang tepat oleh orang yang tepat.

E. Administrasi
Adminstrasi sekolah merupakan salah satu permasalahan yang ada di sekolah. Administrasi yang mahal membuat orang tua merasa keberatan bahkan banyak yang kurang mampu, sehingga banyak anak yang tidak sekolah karena tidak adanya biaya. Dengan banyaknya anak yang tidak bersekolah maka dapat mnyebabkan terhambatnya tujuan pendidikan yang ada,yaitu mencerdaskan anak bangsa, karena apabila anak tidak sekolah akan menyebabkan anak-anak menjadi bodoh.
Read More..

ILMU DAKWAH

Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Mengorganisir dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
ILMU DA’WAH

OLEH :
NAMA : SUBAIDI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2009 / 2010

PENDAHULUAN


Organisasi adalah wadah dan struktur serta proses kegiatan sekelompok orang yang bekerjasama atas dasar hubungan rasional dan formal menurut tatanan hierarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Maka organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Mengorganisir dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I
PEMBAHASAN
ORGANISASI DAKWAH

1. Hakekat Organisasi Dakwah
Perkataan organisasi berasal dari kata “organisme” yang berarti, bagian-bagian yang terpadu dimana hubungan satu sama lain diatur oleh hubungan terhadap keseluruhan. Oleh karena itu organisasi terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Kerjasama tersebut sudah barang tentu di dorong oleh kehendak atau motif untuk mencapai tujuan yang disepakati. Sebagai contoh apabila digambarkan ada sekelompok orang yang bekerjasama memindahkan mobil mogok di tengah jalan untuk didorong ke pinggir agar tidak mengganggu lalu lintas umum. Maka ketiga itulah telah terdapat prinsip dasar terbentuknya organisasi yaitu terwujudnya tata hubungan antara orang-orang yang berkerjasama untuk memungkinkan tercapainya tujuan bersama disertai pembagian tugas dan tanggung jawab.
Organisasi adalah wadah kegiatan pelaksanaan manajemen dan juga sekaligus merupakan kerangka struktur yang tersusun sebagai unit-unit yang mempunyai tugas dan fungsi yang saling berhubungan satu sama lain dan relatif bersifat permanen. Kualitas hubungan antara para pelaku organisasi, lebih-lebih organisasi dakwah, tidak selamanya bersifat formal, tetapi juga informal dalam bentuk perilaku pribadi yang bersifat emosional dan kadang-kadang juga irrasional. Oleh karena itu menjadi suatu seni bagi pemimpin organisasi untuk mengatur keseimbagan antara hubungan formal dan informal diantara para pelaku organisasi demi keberhasilan tujuan yang ingin dicapai.
Ada tiga hal yang esensial mengenai pengertian organisasi, yaitu pertama organisasi adalah bukan tujuan, melainkan sebagia alat untuk mencapai tujuan. Kedua, organisasi adalah wadah dan sekaligus proses kerjasama sejumlah orang dengan hubungan formal. Ketiga, dalam organisasi terdapat kerangka struktur yang mengatur hubungan hierarki diantara para pelaku.
Organisasi yang dibicarakan ini akan menjadi pembahasan lebih lanjut adalah organisasi yang berkaitan dengan dakwah. Oleh karnea itu perlu dijelskan lebih dahulu mengenai hakekat pengetian dakwah.
Perkataan dakwah secara etimologis merupakan bentuk masdar berasal dari kata kerja da’a, yad’u, da’watan yang berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru dan mendorong. Secara terminologis dakwah berarti mengajak dan menyeru umat manusia baik perorangan maupun sekelompok kepada agama islam, pedoman hidup yang diridhai oleh Allah dalam cara lisan maupun perbuatan guna mencapai kebahagiaan hidup kini di dunia dan nanti di akherat. Dakwah merupakan ikhtiar untuk menanamkan kenyakinan, menumbuhkan sikap dan mendorong perilaku manusia menurut nilai-nilai dan ajaran islam untuk menjadi kenyataan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, sehingga menjadi umat yang baik yaitu umat yang adil dan terpilih. Dengan demikian tujuan dakwah ialah mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam ke dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi, keluarga, dan masyarakat sehingga terwujud umat yang sejahtera lahir dan batin, berbahagia di dunia dan akherat.
Dengan demikian agama islam disebut agama dakwah. Pengertian agama dakwah ialah suatu agama yang di dalamnya terdapat usaha untuk menyebarluaskan kebenaran ajaran yang diyakini datang dari Tuhan dan perbuatan mengajak atau menyeru orang-orang yang belum mempercayai dan menganutnya dianggap sebagai suatu tugas suci dan pengabdian kepada Tuhan.
2. Pengertian Dasar Organisasi Dakwah
Setelah disebutkan terdahulu bahwa organisasi adalah alat, maka organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Mengorganisasi dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap kegiatan dakwah betapapun sederhananya mengandung unsur-unsur organisasi yang lengkap, yaitu sekurang-kurangnnya terdiri dari da’i atau mubaliqh, mad’u (pihak penerima seruan), penyedia sarana dan fasilitas melalui pembagian fungsi dan tugas kesemuannya berkehendak bekerjasama untuk menampilkan pesan dakwah ke arah tercapainya tujuan berupa aktualisasi isi pesan dakwah.
Organisasi dakwah akan menjadi kompleks apabila pelaksanaan dakwah itu memerlukan dukungan sarana komunikasi dan publikasi serta alat perlengkapan lainnya, sehingga diperlukan banyak fungsi dan tugas pekerjaan yang saling berkaitan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa kemajuan kehidupan masyarakat yang pada gilirannya menuntut adanya organisasi dakwah merupakan keharusan dalam setiap pelaksanaan dakwah.
3. Tujuan dan Fungsi Organisasi Dakwah
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas, karena jika tak ada tujuan yang jelas, maka organisasi tak perlu dibentuk. Dengan adanya tujuan yang jelas maka organisasi diadakan dan segala gerak serta langkah diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi tersebut.
Tujuan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam kader tertentu dengan segala usaha yang diarahkan kepadanya. Menurut G.R.Terry perumusan tujuan organisasi harus memenuhi beberapa syarat :
a) Perumusan harus jelas dan dapat diukur secara kwalitatif.
b) Realitis dalam arti dapat dicapai dengan tingkat kesulitan tertentu.
c) Dapat dimengerti oleh semua anggota organisasi dan pihak lain yang bersangkutan.
Tujuan organisasi dapat dikatagorikan menjadi tujuan primer (tujuan akhir) dna tujuan sekunder (tujuan perantara). Pembagian tujuan menjadi dua katagori tersebut didasarkan atas kedudukan dari bentuk tujuan itu dalam organisasi. Tujuan primer merupakan tujuan organisasi, sedangkan tujuan sekunder membantu ke arah tercapainya tujuan primer. Hasil tujuan primer merupakan hasil akhir dari organisasi. Sedangkan hasil tujuan sekunder merupakan sasaran perantara untuk mencapai hasil akhir.
Berdasarkan pengertian dan rumusan tujuan organisasi tersebut diatas, maka tujuan organisasi dakwah yang pada hakekatnya mengemban tujuan dakwah itu sendiri dapat dirumuskan sebagai suatu kegitan bersama untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam dalam bentu amar ma’ruf, nahi mungkar dan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, berkeluarga dan bermasyarakat sehingga mewujudkan umat yang baik, sejahtera lahir dan batin berbahagia di dunia dan akhirat.
Suatu organisasi berkembang secara vertikal dan horizontal bergantung kepada perkembangan tujuan dan sasaran yang ining dicapai oleh organisasi tersebut. Seluruh tujuan dalam kegiatn dakwah harus terbagi habis dalam fungsi unit-unit organisasi dan setiap fungsi unit dalam organisasi memerlukan keahlian, kecakapan dan ketrampilan khusus. Dengan demikian kegiatan dakwah yang sebenarnya mencangkup berbagai macam jenis pekerjaan perlu di atur secara fungsional guna mencapai hasil yang optimal. Untuk menjaga stabilitas organisasi, fungsi unit-unit dalam organisasi relatif mempunyai sifat permanen. Sedangkan orang yang menjabatnya apabila dikehendaki boleh berganti-ganti sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi persyaratan.
4. Susunan Organisasi Dakwah
Pada dasarnya pembentukkan bagian-bagian organisasi menjadi suatu susunan organisasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Artinya tidak ada batasanyang mengikat dlaam bentuk tertentu. Namun demikian pada lazimnya cara membentuk susunan organisasi dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, antara lain:
1) Pendekatan fungsi, yaitu penyusunan organisasi yang didasarkan atas sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilakukan oleh unit-unit organisasi.
2) Pendekatan proses, yaitu penyusunan organisasi yang berpedoman pada proses jalannya pekerjaan, sehingga setiap unit organisasi mengerjakan suatu bagian (segmen) dari proses jalannya pekerjaan.
3) Pendekatan wilayah, yaitu penyusunan organisasi yang didasarkan atas pembagian wilayah kerja dalam rangka memudahkan pencapaian hasil.
4) Pendekatan objek pelayanan, yaitu penyusunan unit organisasi yang didasarkan atas pertimbangan spesifikasi dan penggolongan objek yang dilayani.
Susunan unit organisasi dakwah yang mendasar, seperti umumnya susunan organisasi jasa nirlaba, sekurang-kurangnya terdiri dari 3 bagian:
- Bagian pelayanan, yang terdiri dari para tenag administrasi dan teknis yang melayani permintaan masyarakat dan mengatur tatalaksana.
- Bagian jasa utama, yang terdiri dari para da’i yang memberikan jasa utama berupa dakwah.
- Bagian keuangan, yang terdiri dari tenaga yang mengatur urusan keuangan dan logistik bagi kegiatan organisasi.

KESIMPULAN


Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
2. Tujuan organisasi dakwah yang pada hakekatnya mengemban tujuan dakwah itu sendiri dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan bersama untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam dalam bentuk amar ma’ruf, nahi mungkar dan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, berkeluarga dan bermasyarakat. Sehingga mewujudkan umat yang baik, sejahtera lahir dan batin dan berbahagia di dunia dan akhirat.
3. Fungsi organisasi dakwah dapat dirumuskan sebagai unit-unit utama yang disusun oleh pemimpin organisasi menjadi struktur organisasi yang efektif.
4. Kemajuan teknologi di bidang audio-visual dan media elektronik memberi kelengkapan peralatan modern guna memudahkan dan mengefektifkan pelaksanaan dakwah.


DAFTAR PUSTAKA


Zaini Muchtarom, Drs. H., MA. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Penerbit
Al-Amin dan Ikfa. Yogyakarta. 1996.
Read More..