Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Mengorganisir dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
ILMU DA’WAH
OLEH :
NAMA : SUBAIDI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2009 / 2010
PENDAHULUAN
Organisasi adalah wadah dan struktur serta proses kegiatan sekelompok orang yang bekerjasama atas dasar hubungan rasional dan formal menurut tatanan hierarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Maka organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Mengorganisir dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB I
PEMBAHASAN
ORGANISASI DAKWAH
1. Hakekat Organisasi Dakwah
Perkataan organisasi berasal dari kata “organisme” yang berarti, bagian-bagian yang terpadu dimana hubungan satu sama lain diatur oleh hubungan terhadap keseluruhan. Oleh karena itu organisasi terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Kerjasama tersebut sudah barang tentu di dorong oleh kehendak atau motif untuk mencapai tujuan yang disepakati. Sebagai contoh apabila digambarkan ada sekelompok orang yang bekerjasama memindahkan mobil mogok di tengah jalan untuk didorong ke pinggir agar tidak mengganggu lalu lintas umum. Maka ketiga itulah telah terdapat prinsip dasar terbentuknya organisasi yaitu terwujudnya tata hubungan antara orang-orang yang berkerjasama untuk memungkinkan tercapainya tujuan bersama disertai pembagian tugas dan tanggung jawab.
Organisasi adalah wadah kegiatan pelaksanaan manajemen dan juga sekaligus merupakan kerangka struktur yang tersusun sebagai unit-unit yang mempunyai tugas dan fungsi yang saling berhubungan satu sama lain dan relatif bersifat permanen. Kualitas hubungan antara para pelaku organisasi, lebih-lebih organisasi dakwah, tidak selamanya bersifat formal, tetapi juga informal dalam bentuk perilaku pribadi yang bersifat emosional dan kadang-kadang juga irrasional. Oleh karena itu menjadi suatu seni bagi pemimpin organisasi untuk mengatur keseimbagan antara hubungan formal dan informal diantara para pelaku organisasi demi keberhasilan tujuan yang ingin dicapai.
Ada tiga hal yang esensial mengenai pengertian organisasi, yaitu pertama organisasi adalah bukan tujuan, melainkan sebagia alat untuk mencapai tujuan. Kedua, organisasi adalah wadah dan sekaligus proses kerjasama sejumlah orang dengan hubungan formal. Ketiga, dalam organisasi terdapat kerangka struktur yang mengatur hubungan hierarki diantara para pelaku.
Organisasi yang dibicarakan ini akan menjadi pembahasan lebih lanjut adalah organisasi yang berkaitan dengan dakwah. Oleh karnea itu perlu dijelskan lebih dahulu mengenai hakekat pengetian dakwah.
Perkataan dakwah secara etimologis merupakan bentuk masdar berasal dari kata kerja da’a, yad’u, da’watan yang berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru dan mendorong. Secara terminologis dakwah berarti mengajak dan menyeru umat manusia baik perorangan maupun sekelompok kepada agama islam, pedoman hidup yang diridhai oleh Allah dalam cara lisan maupun perbuatan guna mencapai kebahagiaan hidup kini di dunia dan nanti di akherat. Dakwah merupakan ikhtiar untuk menanamkan kenyakinan, menumbuhkan sikap dan mendorong perilaku manusia menurut nilai-nilai dan ajaran islam untuk menjadi kenyataan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, sehingga menjadi umat yang baik yaitu umat yang adil dan terpilih. Dengan demikian tujuan dakwah ialah mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam ke dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi, keluarga, dan masyarakat sehingga terwujud umat yang sejahtera lahir dan batin, berbahagia di dunia dan akherat.
Dengan demikian agama islam disebut agama dakwah. Pengertian agama dakwah ialah suatu agama yang di dalamnya terdapat usaha untuk menyebarluaskan kebenaran ajaran yang diyakini datang dari Tuhan dan perbuatan mengajak atau menyeru orang-orang yang belum mempercayai dan menganutnya dianggap sebagai suatu tugas suci dan pengabdian kepada Tuhan.
2. Pengertian Dasar Organisasi Dakwah
Setelah disebutkan terdahulu bahwa organisasi adalah alat, maka organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Mengorganisasi dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap kegiatan dakwah betapapun sederhananya mengandung unsur-unsur organisasi yang lengkap, yaitu sekurang-kurangnnya terdiri dari da’i atau mubaliqh, mad’u (pihak penerima seruan), penyedia sarana dan fasilitas melalui pembagian fungsi dan tugas kesemuannya berkehendak bekerjasama untuk menampilkan pesan dakwah ke arah tercapainya tujuan berupa aktualisasi isi pesan dakwah.
Organisasi dakwah akan menjadi kompleks apabila pelaksanaan dakwah itu memerlukan dukungan sarana komunikasi dan publikasi serta alat perlengkapan lainnya, sehingga diperlukan banyak fungsi dan tugas pekerjaan yang saling berkaitan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa kemajuan kehidupan masyarakat yang pada gilirannya menuntut adanya organisasi dakwah merupakan keharusan dalam setiap pelaksanaan dakwah.
3. Tujuan dan Fungsi Organisasi Dakwah
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas, karena jika tak ada tujuan yang jelas, maka organisasi tak perlu dibentuk. Dengan adanya tujuan yang jelas maka organisasi diadakan dan segala gerak serta langkah diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi tersebut.
Tujuan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam kader tertentu dengan segala usaha yang diarahkan kepadanya. Menurut G.R.Terry perumusan tujuan organisasi harus memenuhi beberapa syarat :
a) Perumusan harus jelas dan dapat diukur secara kwalitatif.
b) Realitis dalam arti dapat dicapai dengan tingkat kesulitan tertentu.
c) Dapat dimengerti oleh semua anggota organisasi dan pihak lain yang bersangkutan.
Tujuan organisasi dapat dikatagorikan menjadi tujuan primer (tujuan akhir) dna tujuan sekunder (tujuan perantara). Pembagian tujuan menjadi dua katagori tersebut didasarkan atas kedudukan dari bentuk tujuan itu dalam organisasi. Tujuan primer merupakan tujuan organisasi, sedangkan tujuan sekunder membantu ke arah tercapainya tujuan primer. Hasil tujuan primer merupakan hasil akhir dari organisasi. Sedangkan hasil tujuan sekunder merupakan sasaran perantara untuk mencapai hasil akhir.
Berdasarkan pengertian dan rumusan tujuan organisasi tersebut diatas, maka tujuan organisasi dakwah yang pada hakekatnya mengemban tujuan dakwah itu sendiri dapat dirumuskan sebagai suatu kegitan bersama untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam dalam bentu amar ma’ruf, nahi mungkar dan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, berkeluarga dan bermasyarakat sehingga mewujudkan umat yang baik, sejahtera lahir dan batin berbahagia di dunia dan akhirat.
Suatu organisasi berkembang secara vertikal dan horizontal bergantung kepada perkembangan tujuan dan sasaran yang ining dicapai oleh organisasi tersebut. Seluruh tujuan dalam kegiatn dakwah harus terbagi habis dalam fungsi unit-unit organisasi dan setiap fungsi unit dalam organisasi memerlukan keahlian, kecakapan dan ketrampilan khusus. Dengan demikian kegiatan dakwah yang sebenarnya mencangkup berbagai macam jenis pekerjaan perlu di atur secara fungsional guna mencapai hasil yang optimal. Untuk menjaga stabilitas organisasi, fungsi unit-unit dalam organisasi relatif mempunyai sifat permanen. Sedangkan orang yang menjabatnya apabila dikehendaki boleh berganti-ganti sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi persyaratan.
4. Susunan Organisasi Dakwah
Pada dasarnya pembentukkan bagian-bagian organisasi menjadi suatu susunan organisasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Artinya tidak ada batasanyang mengikat dlaam bentuk tertentu. Namun demikian pada lazimnya cara membentuk susunan organisasi dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, antara lain:
1) Pendekatan fungsi, yaitu penyusunan organisasi yang didasarkan atas sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilakukan oleh unit-unit organisasi.
2) Pendekatan proses, yaitu penyusunan organisasi yang berpedoman pada proses jalannya pekerjaan, sehingga setiap unit organisasi mengerjakan suatu bagian (segmen) dari proses jalannya pekerjaan.
3) Pendekatan wilayah, yaitu penyusunan organisasi yang didasarkan atas pembagian wilayah kerja dalam rangka memudahkan pencapaian hasil.
4) Pendekatan objek pelayanan, yaitu penyusunan unit organisasi yang didasarkan atas pertimbangan spesifikasi dan penggolongan objek yang dilayani.
Susunan unit organisasi dakwah yang mendasar, seperti umumnya susunan organisasi jasa nirlaba, sekurang-kurangnya terdiri dari 3 bagian:
- Bagian pelayanan, yang terdiri dari para tenag administrasi dan teknis yang melayani permintaan masyarakat dan mengatur tatalaksana.
- Bagian jasa utama, yang terdiri dari para da’i yang memberikan jasa utama berupa dakwah.
- Bagian keuangan, yang terdiri dari tenaga yang mengatur urusan keuangan dan logistik bagi kegiatan organisasi.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
2. Tujuan organisasi dakwah yang pada hakekatnya mengemban tujuan dakwah itu sendiri dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan bersama untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam dalam bentuk amar ma’ruf, nahi mungkar dan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, berkeluarga dan bermasyarakat. Sehingga mewujudkan umat yang baik, sejahtera lahir dan batin dan berbahagia di dunia dan akhirat.
3. Fungsi organisasi dakwah dapat dirumuskan sebagai unit-unit utama yang disusun oleh pemimpin organisasi menjadi struktur organisasi yang efektif.
4. Kemajuan teknologi di bidang audio-visual dan media elektronik memberi kelengkapan peralatan modern guna memudahkan dan mengefektifkan pelaksanaan dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Zaini Muchtarom, Drs. H., MA. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Penerbit
Al-Amin dan Ikfa. Yogyakarta. 1996.
Senin, 09 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar