Senin, 09 Agustus 2010
FUNGSI DAN TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki uperv-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik
OLEH SUBAIDI (0840571)
STAIN JURAI SIWO METRO
FUNGSI DAN TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN
A. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth Jane, maupun Ayer(dalam encyclopedia: Chester Harris, 1958 : 1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.
Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki uperv-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik( Burton & Bruckner 1955: 3). Sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi,dan mendorong kearah pertumbuhan profesi guru. Ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam bukunya supervision of instruction-foundation and dimension (1961).
Ia mengemukakan 8 fungsi supervisi :
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
Yang dimaksud dengan usaha-usaha sekolah misalnya;
a. usaha tiap guru
b. usaha-usaha sekolah
c. usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
Dalam masyarakat demokrasi kepemimpinan yang demokratis perlu dikembangkan. Kepemimpinan itu suatu ketrampilan yang harus dipelajari . dan itu harus melalui latihan terus-menerus.
3. Memperluas pengalaman guru-guru.
Akar dari pengalaman terletak pada sifat dasar manusia.. manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus
Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya diperlukan penilaian terus- menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari hasil dan prose belajar mengajar.
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar
Supervisi diberikan dengan tujuan tertentu. Tujuannya ialah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar dapat tercapai, maka perlu analisis hasil dan proses pembelajaran.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf.
Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru agar mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan hal mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan sebelumnya. Ada hirarki kebutuhan yang harus selaras. Setiap guru pada suatu saat sudah harus mampu mengukur kemampuannya.
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Pendapat ini dikemukakan olive bahwa sasaran supervisi pendidikan adalah:
1. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2. Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
3. Mengembangkan seluruh staf di sekolah
BAB II
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN
Untuk usaha membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumberdaya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat dan teknik supervisi.
Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat/teknik. Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.
1. Teknik yang bersifat individual
a. Perkunjungan kelas
b. Observasi kelas
c. Percakapan pribadi
d. Inter-visitasi
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
f. Menilai diri sendiri
Tiap-tiap teknik ini akan diuraikan secara rinci.
a. Perkunjungan kelas
Kepala sekolah atau supervisor dating ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas.
b. Observasi kelas
Melalui perkunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi belajar mengajar yang sebenarnya.
2. Teknik-Teknik yang Bersifat Kelompok
Yang dimaksud dengan teknik-teknik yang bersifat keeelompok ialah teknik-teknik yang digunakan itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
a. Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru
Pertemuan itu ialah salah satu dari pada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh staf guru.
b. Panitia Penyelenggara
Panitia ini dalam melaksanakan tugas- tugas yang diberikan sekolah kepadanya, banyak mendapat pengalaman-pengalaman kerja
c. Rapat Guru
Rapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya,jenis kegiatan, tujuan maupun orang-orang yang menghadirinya. Pada uraian ini akan dibahas rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar dan mengajar.
BAB III
MODEL-MODEL SUPERVISI PENDIDIKAN
Yang dimaksud dengan model adalah suatu pola., contoh : acuan dari upervise yang diterapkan. Ada berbagai model yang berkembang,yaitu:
1) Model Supervisi yang konvensional (tradisional)
Model ini tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada suatu saat yang otoriter dan supervisi, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan korektif. Pemimpin cenderung mencari-cari kesalahan. Perilaku upervise ialah mengadakan instropeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang bersifat memata-matai.
2) Model Supervisi ilmiah
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
• Dilaksanakan secara berencana dan kontinu.
• Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu.
• Menggunakan instrument pengumpulan data
• Ada data yang objektif yang diperoleh oleh keadaan yang riil.
3) Model Supervisi klinis
Supervisi klinis adalah bentuk upervise yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.
4) Model Supervisi Artistik
Mengajar adalah adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu ketrampilan (skill), tapi mengajar suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar upervise juga sebagai kegiatan mendidik dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu pengetahuan , suatu ketrampilan juga suatu kiat.
BAB IV
SUPERVISI DAN SEJARAHNYA
Ada bermacam-macam konsep supervisi. Secara historis mula-mula diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki.
Perilaku yang tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan. Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka bekerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan. Kemudian berkembang supervisi yang bersifat ilmiah, ialah:
1) Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.
2) Objektif, dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan tafsiran pribadi.
3) Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilian terhadap proses pembelajaran di kelas.
4)
Dalam Dictionary of Education Good Carter (1959) memberi pengertian bahwa upervise adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan. Ada yang melihat supervisi pendidikan dari pandangan yang demokratis, sehingga rumusan supervisi dijelaskan sebagai berikut:
Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
BAB V
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Setiap manusia pasti berkenalan dengan masalah, konflik dan situasi/ kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar. Hal ini merupakan hal yang wajar sebagaii suatu tahapan dari pengalaman hidup dan perkembangan diri seseorang.
A. kepala sekolah
kepala sekolah berperan sebagai supervisor serta administrator, sekaligus sebagai pemimpin resmi bukan hanya mengembangkan dan menyerahkan suatu program pengajaran kepada guru-guru untuk dilaksanakan, akan tetapi harus mampu menggunakan proses demokrasi atas dasar kualitas sumbangannya. Ia bertindak sebagai konsultan bagi guru-guru yang dapat membantu mereka memecahkan masalah mereka. Tetapi terkadang kepala sekolah menyalahgunakan jabatannya sebagai pemimpin, kepala sekolah hanya menyerahkan semua tugas kepada para guru dan pegawai lainnya, sedangkan dia hanya duduk santai menunggu hasilnya. Hal tersebut termasuk kepala sekolah yang tidak bertanggung, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
B. Guru
Guru berperan sebagai pendidik, tetapi terkadang ada guru yang memberi contoh yang tidak baik,misalnya dalam akhlaknya. Serta banyak guru yang mengajar tapi tidak sesuai dengan kemampuannya,yaitu tidak sesuai dengan bidang yang dikuasainya. Misalnya kemampuannya dibidang sosial tetapi dia mengajar mata pelajaran matematika, sehingga tujuan pendidikan tidak tercapai dengan baik.
Kemudian banyak guru yang tidak dapat menjaga kewibawaannya sebagai guru, sehingga banyak murid yang meremehkan dan melecehkan guru serta tidak menghargai guru tersebut ketika di kelas maupun diluar kelas. Sehingga tingkah laku anak menjadi buruk dan tidak terkendali. Hal tersebut berawal dari seorang guru yang tidak bisa menjaga kewibawaannya dan menjadi contoh yang baik untuk anak didiknya.
C. Siswa
Permasalahan yang ada pada siswa biasanya adalah kenakalan remaja,yaitu siswa tidak mau mentaati peraturan yang ada di sekolah, misalnya tidak berpakaian rapi, membolos, merokok di sekolah, berani melawan guru, sering terlambat, tidak mengerjakan tugas dari guru,dan lain-lain. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan yang ada di sekolah yang sudah tidak asing lagi terjadi disetiap sekolah, dan hal tersebut membutuhkan suattu penyelesaian, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.
D. Pegawai
Dalam suatu sekolah pasti ada yang namanya pegawai, misalnya saja TU, masalah yang sering muncul adalah biasanya terkait dengan kecakapan kinerja para pegawai, apakah kinerja pegawai tersebut sudah sesuai dengan tugasnya atau belum,misalnya lagi bendahara sekolah yang terkait dengan keadaan keuangan sekolah,apakah dana yang ada di sekolah sudah digunakan dan dibelanjakan dengan baik, apakah keadaan keuangan sekolah mengalami surplus atau difisit. Dan itu membutuhkan suatu penanganan yang tepat oleh orang yang tepat.
E. Administrasi
Adminstrasi sekolah merupakan salah satu permasalahan yang ada di sekolah. Administrasi yang mahal membuat orang tua merasa keberatan bahkan banyak yang kurang mampu, sehingga banyak anak yang tidak sekolah karena tidak adanya biaya. Dengan banyaknya anak yang tidak bersekolah maka dapat mnyebabkan terhambatnya tujuan pendidikan yang ada,yaitu mencerdaskan anak bangsa, karena apabila anak tidak sekolah akan menyebabkan anak-anak menjadi bodoh.
Read More..
ILMU DAKWAH
ILMU DA’WAH
OLEH :
NAMA : SUBAIDI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2009 / 2010
PENDAHULUAN
Organisasi adalah wadah dan struktur serta proses kegiatan sekelompok orang yang bekerjasama atas dasar hubungan rasional dan formal menurut tatanan hierarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Maka organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Mengorganisir dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB I
PEMBAHASAN
ORGANISASI DAKWAH
1. Hakekat Organisasi Dakwah
Perkataan organisasi berasal dari kata “organisme” yang berarti, bagian-bagian yang terpadu dimana hubungan satu sama lain diatur oleh hubungan terhadap keseluruhan. Oleh karena itu organisasi terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Kerjasama tersebut sudah barang tentu di dorong oleh kehendak atau motif untuk mencapai tujuan yang disepakati. Sebagai contoh apabila digambarkan ada sekelompok orang yang bekerjasama memindahkan mobil mogok di tengah jalan untuk didorong ke pinggir agar tidak mengganggu lalu lintas umum. Maka ketiga itulah telah terdapat prinsip dasar terbentuknya organisasi yaitu terwujudnya tata hubungan antara orang-orang yang berkerjasama untuk memungkinkan tercapainya tujuan bersama disertai pembagian tugas dan tanggung jawab.
Organisasi adalah wadah kegiatan pelaksanaan manajemen dan juga sekaligus merupakan kerangka struktur yang tersusun sebagai unit-unit yang mempunyai tugas dan fungsi yang saling berhubungan satu sama lain dan relatif bersifat permanen. Kualitas hubungan antara para pelaku organisasi, lebih-lebih organisasi dakwah, tidak selamanya bersifat formal, tetapi juga informal dalam bentuk perilaku pribadi yang bersifat emosional dan kadang-kadang juga irrasional. Oleh karena itu menjadi suatu seni bagi pemimpin organisasi untuk mengatur keseimbagan antara hubungan formal dan informal diantara para pelaku organisasi demi keberhasilan tujuan yang ingin dicapai.
Ada tiga hal yang esensial mengenai pengertian organisasi, yaitu pertama organisasi adalah bukan tujuan, melainkan sebagia alat untuk mencapai tujuan. Kedua, organisasi adalah wadah dan sekaligus proses kerjasama sejumlah orang dengan hubungan formal. Ketiga, dalam organisasi terdapat kerangka struktur yang mengatur hubungan hierarki diantara para pelaku.
Organisasi yang dibicarakan ini akan menjadi pembahasan lebih lanjut adalah organisasi yang berkaitan dengan dakwah. Oleh karnea itu perlu dijelskan lebih dahulu mengenai hakekat pengetian dakwah.
Perkataan dakwah secara etimologis merupakan bentuk masdar berasal dari kata kerja da’a, yad’u, da’watan yang berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru dan mendorong. Secara terminologis dakwah berarti mengajak dan menyeru umat manusia baik perorangan maupun sekelompok kepada agama islam, pedoman hidup yang diridhai oleh Allah dalam cara lisan maupun perbuatan guna mencapai kebahagiaan hidup kini di dunia dan nanti di akherat. Dakwah merupakan ikhtiar untuk menanamkan kenyakinan, menumbuhkan sikap dan mendorong perilaku manusia menurut nilai-nilai dan ajaran islam untuk menjadi kenyataan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, sehingga menjadi umat yang baik yaitu umat yang adil dan terpilih. Dengan demikian tujuan dakwah ialah mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam ke dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi, keluarga, dan masyarakat sehingga terwujud umat yang sejahtera lahir dan batin, berbahagia di dunia dan akherat.
Dengan demikian agama islam disebut agama dakwah. Pengertian agama dakwah ialah suatu agama yang di dalamnya terdapat usaha untuk menyebarluaskan kebenaran ajaran yang diyakini datang dari Tuhan dan perbuatan mengajak atau menyeru orang-orang yang belum mempercayai dan menganutnya dianggap sebagai suatu tugas suci dan pengabdian kepada Tuhan.
2. Pengertian Dasar Organisasi Dakwah
Setelah disebutkan terdahulu bahwa organisasi adalah alat, maka organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Mengorganisasi dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap kegiatan dakwah betapapun sederhananya mengandung unsur-unsur organisasi yang lengkap, yaitu sekurang-kurangnnya terdiri dari da’i atau mubaliqh, mad’u (pihak penerima seruan), penyedia sarana dan fasilitas melalui pembagian fungsi dan tugas kesemuannya berkehendak bekerjasama untuk menampilkan pesan dakwah ke arah tercapainya tujuan berupa aktualisasi isi pesan dakwah.
Organisasi dakwah akan menjadi kompleks apabila pelaksanaan dakwah itu memerlukan dukungan sarana komunikasi dan publikasi serta alat perlengkapan lainnya, sehingga diperlukan banyak fungsi dan tugas pekerjaan yang saling berkaitan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa kemajuan kehidupan masyarakat yang pada gilirannya menuntut adanya organisasi dakwah merupakan keharusan dalam setiap pelaksanaan dakwah.
3. Tujuan dan Fungsi Organisasi Dakwah
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas, karena jika tak ada tujuan yang jelas, maka organisasi tak perlu dibentuk. Dengan adanya tujuan yang jelas maka organisasi diadakan dan segala gerak serta langkah diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi tersebut.
Tujuan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam kader tertentu dengan segala usaha yang diarahkan kepadanya. Menurut G.R.Terry perumusan tujuan organisasi harus memenuhi beberapa syarat :
a) Perumusan harus jelas dan dapat diukur secara kwalitatif.
b) Realitis dalam arti dapat dicapai dengan tingkat kesulitan tertentu.
c) Dapat dimengerti oleh semua anggota organisasi dan pihak lain yang bersangkutan.
Tujuan organisasi dapat dikatagorikan menjadi tujuan primer (tujuan akhir) dna tujuan sekunder (tujuan perantara). Pembagian tujuan menjadi dua katagori tersebut didasarkan atas kedudukan dari bentuk tujuan itu dalam organisasi. Tujuan primer merupakan tujuan organisasi, sedangkan tujuan sekunder membantu ke arah tercapainya tujuan primer. Hasil tujuan primer merupakan hasil akhir dari organisasi. Sedangkan hasil tujuan sekunder merupakan sasaran perantara untuk mencapai hasil akhir.
Berdasarkan pengertian dan rumusan tujuan organisasi tersebut diatas, maka tujuan organisasi dakwah yang pada hakekatnya mengemban tujuan dakwah itu sendiri dapat dirumuskan sebagai suatu kegitan bersama untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam dalam bentu amar ma’ruf, nahi mungkar dan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, berkeluarga dan bermasyarakat sehingga mewujudkan umat yang baik, sejahtera lahir dan batin berbahagia di dunia dan akhirat.
Suatu organisasi berkembang secara vertikal dan horizontal bergantung kepada perkembangan tujuan dan sasaran yang ining dicapai oleh organisasi tersebut. Seluruh tujuan dalam kegiatn dakwah harus terbagi habis dalam fungsi unit-unit organisasi dan setiap fungsi unit dalam organisasi memerlukan keahlian, kecakapan dan ketrampilan khusus. Dengan demikian kegiatan dakwah yang sebenarnya mencangkup berbagai macam jenis pekerjaan perlu di atur secara fungsional guna mencapai hasil yang optimal. Untuk menjaga stabilitas organisasi, fungsi unit-unit dalam organisasi relatif mempunyai sifat permanen. Sedangkan orang yang menjabatnya apabila dikehendaki boleh berganti-ganti sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi persyaratan.
4. Susunan Organisasi Dakwah
Pada dasarnya pembentukkan bagian-bagian organisasi menjadi suatu susunan organisasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Artinya tidak ada batasanyang mengikat dlaam bentuk tertentu. Namun demikian pada lazimnya cara membentuk susunan organisasi dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, antara lain:
1) Pendekatan fungsi, yaitu penyusunan organisasi yang didasarkan atas sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilakukan oleh unit-unit organisasi.
2) Pendekatan proses, yaitu penyusunan organisasi yang berpedoman pada proses jalannya pekerjaan, sehingga setiap unit organisasi mengerjakan suatu bagian (segmen) dari proses jalannya pekerjaan.
3) Pendekatan wilayah, yaitu penyusunan organisasi yang didasarkan atas pembagian wilayah kerja dalam rangka memudahkan pencapaian hasil.
4) Pendekatan objek pelayanan, yaitu penyusunan unit organisasi yang didasarkan atas pertimbangan spesifikasi dan penggolongan objek yang dilayani.
Susunan unit organisasi dakwah yang mendasar, seperti umumnya susunan organisasi jasa nirlaba, sekurang-kurangnya terdiri dari 3 bagian:
- Bagian pelayanan, yang terdiri dari para tenag administrasi dan teknis yang melayani permintaan masyarakat dan mengatur tatalaksana.
- Bagian jasa utama, yang terdiri dari para da’i yang memberikan jasa utama berupa dakwah.
- Bagian keuangan, yang terdiri dari tenaga yang mengatur urusan keuangan dan logistik bagi kegiatan organisasi.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
2. Tujuan organisasi dakwah yang pada hakekatnya mengemban tujuan dakwah itu sendiri dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan bersama untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam dalam bentuk amar ma’ruf, nahi mungkar dan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, berkeluarga dan bermasyarakat. Sehingga mewujudkan umat yang baik, sejahtera lahir dan batin dan berbahagia di dunia dan akhirat.
3. Fungsi organisasi dakwah dapat dirumuskan sebagai unit-unit utama yang disusun oleh pemimpin organisasi menjadi struktur organisasi yang efektif.
4. Kemajuan teknologi di bidang audio-visual dan media elektronik memberi kelengkapan peralatan modern guna memudahkan dan mengefektifkan pelaksanaan dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Zaini Muchtarom, Drs. H., MA. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Penerbit
Al-Amin dan Ikfa. Yogyakarta. 1996.
Read More..
Sabtu, 31 Juli 2010
FORMAT SURAT LAMARAN PEKERJAAN
Minggu, 25 Juli 2010
HAK ASASI MANUSIA
PENDAHULUAN
Kebebasan dari kemelaratan merupakan perkembangan baru dalam sejarah HAM. Hak-hak plitik saja tidak cukup, kegiatan politik seperti ikut serta dalam pemilu tidak ada artinya apabila kebutuhan sandang, pangan, tempat tinggal tidak terpenuhi. Sejalan dengan itu Komisi Hak Asasi Manusia (Comision Of Human Right) tahun 1946 yang didirikan olehPBB berhasil menetapkan secara resmi beberapa hak ekonomi dan sosial. Kemudian pad atahun 1948 pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi Manusia (Universitas Declaration of Human Right) ditandatangani oleh PBB.
Tujuan didirikannya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) bertujuan untuk menegakkan hak asasi Manusia.
BAB II
HAK ASASI MANUSIA
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia sejak ia dilahir yang bersifat kodrati dan universal. Kodrati artinya hak asasi manusia merup anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan universal artinya hak asasi itu tidak mengenal perbedaan ras, suku, keturunan, agama, atau jenis kelamin. Hak yang paling dasar bagi manusia, menurut John Locke ada tiga yaitu hak hidup, hak merdeka, dan hak milik.
Pengertian hak Asasi Manusia menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia adalah “Seperangkat hak yang melekat pada hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan perlindungan harkat dan martabat manusia”.
B. Sejarah Perkembanan Hak Asasi Manusia
Negara dibentuk sebagai sarana untuk memenuhi tujuan hidup manusia, negara, bukan merupakan tujuan, oleh karena itu negara harus dapat memberikan kebebasan-kebebasan kepada warganya dalam kerangka pencapaian tujuan hidupnya. Namun dalam sejarah perkembangan umat manusia telah tercatat berbagai macam penindasan yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya. Sejarahpun mencatat banyak kejadian seseorang atau sekelompok orang melakukan perlawanan terhadap penindasan yang dilakukan oleh orang atau rezim. Perlawanan yang dilakukan merupakan perjuangan untuk membebaskan hak asasinya yang telah dirampas. Perjuangan mereka telah melahirkan beberapa naskah pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia.
C. Macam-Macam Hak Asasi Manusia
Sejalan dengan perkembangan zaman, hak asasi manusiapun mengalami perkembangan, yang tujuannya adalah untuk melengkapi konsep mengenai hak asasi manusia yang sebelumnya. Secara umum dewasa ini para pemerhati HAM menggolongkan HAM menjadi:
a. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights) yaitu meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama dan kebebasan bergerak.
b. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights) yaitu hak untuk memiliki, membeli, menjual,dan memanfaatkan sesuatu.
c. Hak Asasi Politik (Political Rights) yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak dipilih dan memilih dalam pemilu, dan hak untuk mendirikan parpol.
d. Hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (Rights of Legal Equality).
e. Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (Social and Cultural Rights) yang meliputi hak untuk memilih pendidikan dan mengembangkan kebudayaan.
f. Hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan perlindungan (Procedural Rights) misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan peradilan.
D. Proses Pengadilan HAM Internasional
a. Pengadilan kejahatan internasional Ad Hoc.
Pengadilan kejahatan internasional Ad Hoc (Mahkamah Keja Internasional yang khusus dan terbatas) setelah selesai mengadili kemudian dibubarkan. Pengadilan kejahatan internasional Ad Hoc ada dua cara yaitu
1. Dibentuk oleh negara-negara berdasarkan perjanjian internasi Contohnya adalah Pengadilan Militer Internasional yang berkedudukan Nerenburg dan Tokyo untuk mengadili penjahat perang Jerman Jepang.
2. Dibentuk melalui Dewan Keamanan PBB. Contohnya adalah Pengadilan Kejahatan Internasional untuk Yugoslavia, untuk mengadili pelanggaran HAM di Yugoslavia.
b. Pengadilan kejahatan internasional yang bersifat permanen.
1. Mahkamah Internasional, yang berkedudukan di Den Haag. Mahkamah ini berwenang memutus perkara hukum yang dipersengketakan antar negara dan memberi pertimbangan hukum berbagai kasus yang dilimpahkan kepadanya.
2. Mahkamah Militer Internasional, yang dibentuk pada tahun 1945 bertugas mengadili pelaku kejahatan perang, misalnya kejahatan Perang Dunia II.
3. Mahkamah Pidana Internasinal, dibentuk berdasarkan Statuta Roma pada tanggal 17 Juli 1998 bertugas untuk mengadili tindakan kejahatan kemanusiaan dan memutus mata rantai kekebalan hukum.
Bentuk pengadilan terhadap pelanggaran HAM internasional dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Bentuk Pengadilan terhdap Pelanggaran HAM secara Internasional
Sumber : Drs. Abdurrahman, M.Pd, hal. 55
E. Partisipasi Terhadap Penegakan HAM
Penegakan hak asasi manusia merupakan kewajiban negara, pemerintah, hukum dan setiap orang. Oleh karena itu kita semua harus ikut serta menegakannya sesuai dengan peranan kita masing-masing, baik di sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat. Keikutsertaan kita dalam penegakan hak asasi manusia dapat kita lakukan diantaranya dengan cara:
1. Melaporkan adanya pelanggaran HAM yang kita jumpai kepada KOMNASHAM atau aparat lainnya.
2. Memberikan pemahaman kepada orang lain mengenai perlunya mengetahui, memahami dan menegakkan hak asasi manusia yang kita miliki
3. Ikut serta mempelajari, mengawasi dan menilai kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan penegakan HAM.
F. Penegakan HAM dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Agar kepentingan warga dapat selaras dan tidak menimbulkan pelanggaran kepentingan HAM, maka setiap warga negara yang baik harus menunjukan perilaku sebagai berikut.
a. Lingkungan Masyarakat
1. Setiap warga masyarakat harus menyadari kedudukannya sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab karena masing-masing warga masyarakat mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum.
2. Setiap warga masyarakat harus menyadari kewajiban sebagai bagian dari masyarakatnya.
3. Setiap warga masyarakat menyadari hak dan kewajiban masing-masing sesuai dengan peraturan.
4. Setiap warga masyarakat harus ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan nasional.
BAB III
KESIMPULAN
Manusia memiliki hak-hak yang paling dasar yaituhakhidup, hak merdeka, dan hak milik. Oleh karena itu negara harus dapat memberikan kebebasan – kebebasan kepada warganya agar t ercapai tujuan hidupnya.
Hak asasi manusia mengalami perkembangan yang tujuannya adalah untuk melengkapi konsep mengenai hak asasi manusia yang sebelumnya. Secara umum para pemerhati Ham menggolongkan HAM menjadi beberapa yaitu : Hak Asasi Pribadi, hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hkum dan pemerintahan, hak asasi sosial dan kebudayaan.
Penegakan HAM merupakan kewajiban negara, pemerintah hukum dan setiap orang agar warga dapat hidup selaras dan tidak menimbulkan pelanggaran terhadap Ham tersebut. Read More..
AUTOFORMAT PADA EXCEL
Memformat Spreadsheet menggunakan AutoFormat
Spreadsheets biasanya mengandung banyak data. Hal ini dapat membuat sulit, jika tidak mungkin bagi pengguna untuk menemukan informasi yang mereka cari. Memformat spreadsheet secara efektif dapat mengubah itu. Sebuah pilihan yang baik dari warna latar belakang, gaya font dan ukuran font, plus opsi format lain dapat membuat informasi yang paling penting pada spreadsheet menonjol dari sisa data.
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
A. Pengertian Psikologi Perkembangan
Secara etimologi Psikologi Perkembangan berasal dari kata “Psikologi” dan “Perkembangan”. “Psikologi” berarti ilmu jiwa.
Sedangkan “Perkembangan” berarti perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) .
Secara Epitomologi, para ahli mengartikan Psikologi Perkembanga sebagai berikut :
1. " .... That branch of psychology which studies processes of pra and post natal growth and the maturation of behavior". Maksudnya adalah "psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kema¬tangan perilaku" (J.P. Chaplin, 1979).
2. Psikologi perkembangan merupakan "cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepan¬jang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati" (Ross Vasta, dkk., 1992).
3. Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers, dan Prof. Dr. Sin Rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan: "Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi sese¬orang, dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan".
4. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam Psikologi Anak: "Psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa".
5. Dalam Encyclopedia International: Developmental psychology is a branch of psychology devoted been placed on the search for those elements of behavior in the child which are thought to be prerequisite for complex adult behavior (Psikologi perkembangan adalah suatu cabang dari psikologi yang mengetengahkan pembahasan tentang perilaku anak. Secara historis titik berat pembahasannya pada penganalisaan elemen-elemen perilaku anak yang dimungkinkan akan menjadi sarat terbentuknya perilaku dewasa yang kompleks).
6. Carter V Good dalam Dictionary of Education: Developmental psychology: The branch of psychology concerned with the course or progressive stages of behavior, considered phylogenetically and ontogenetically, and including both the phases of growth and of decline, broader in meaning than genetic psychology, though the terms are frequently use interchangeably. (Psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang membahas tentang arah atau tahapan kemajuan dari perilaku, dengan mem¬pertimbangkan phylogenetic dan ontogenetic, termasuk semua phase pertumbuhan dan penurunan. Hal ini berarti adanya pembatasan yang lebih luas dari pengertian ilmu jiwa keturunan, walaupun bentuk dan polanya ada persamaannya serta dapat dipertukarkan).
Sejak masa konsepsi (pembuahan) terjadilah perubahan secara terus menerus yang disebabkan karena adanya saling pengaruh antara proses biologis dengan input berupa pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.
Perubahan yang terjadi ini tidak dapat kita amati dengan mudah. Terutama perubahan psikis. Akibat dari perubahan-perubahan ini, secara bertahap menimbulkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku sosial individu serta pengalaman emosionalnya.
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari Psikologi yang menelaah berbagai perubahan baik fisik maupun psikis yang terjadi sepanjang rentang kehidupan seseorang.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas penulis dapat mengambil pengertian Psikologi Perkembangan yakni ilmu pengetahuan yang merupakan cabang dari Psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang, baik mengenai tingkah laku dan proses perkembangan ataupun kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.
B. Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan sub disiplin ilmu psikologi yang merupakan studi sistematis tentang :
1. Proses Bertingkah Laku (behavioral processes) atau gejala jiwa seseorang.
Artinya, psikologi perkembangan mempelajari masalah pertumbuhan dan kemunduran yang dimulai dari masa pembuahan sampai kematian. Pertumbuhan biasanya terjadi pada awal masa kehidupan individu hingga masa pertengahan. Sedang kemunduran lebih umum terjadi sejak masa pertengahan hingga akhir hayat manusia.
2. Fakto Penyebab dan proses yang melahirkan perubahan prilaku.
Faktor-faktor ini pada umumnya meliputi warisan genetika, karakteristik biologis dan struktur otak, lingkungan fisik dan sosial dalam kehidupan dan pengalaman-pengalaman yang dialami seseorang.
C. Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan
Banyak sekali manfaat mempelajari psikologi perkembangan. Diantara manfaat-manfaat tersebut adalah :
Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
Untuk memahami diri kita sendiri, dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri, sehingga dapat mengetahui prilaku yang baik bagi dirinya dan orang lain.
Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain.
Pengetahuan Psikiologi Perkembangan, sangat berguna bagi guru, yaitu dengan bekal psikologi perkembangan:
Mereka dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.
Mereka dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka.
Para guru dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak, sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan sukses dalam mencapai tujuannya.
Read More..
Rabu, 28 April 2010
Materi Perpustakaan (Power Point)
SIlahkan kepada teman-teman yang ingin mendownload filenya dengan mengklik disini:
Read More..
Senin, 11 Januari 2010
SUPERVISI PENDIDIKAN
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI SUPERVISI PENDIDIKAN
MATA KULIAH
SUPERVISI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : SUBAIDI
NPM : 0840571
PRODI : PAI
SEMESTER : III (TIGA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2009
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT, baik nikmat iman, islam, dan sehat, sehingga kita dapat menjalankan aktifitas kita sehari-hari. Tidak lupa shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapatkan syafa’atnya di akhir zaman.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Ida Umami, M.Pd., selaku Dosen Pengampu mata kuliah Supervisi Pendidikan, yang telah memberikan bimbingannya kepada kami. Tidak lupa rasa terimakasih saya haturkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah semangat dalam menuntut ilmu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini..
Kami berharap semoga makala ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan saya khususnya. Penulis hanyalah manusia biasa yang mempunyai kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Metro, November 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 2
A. Pengertian Supervisi Pendidikan............................................... 2
B. Tujuan Supervisi Pendidikan..................................................... 3
C. Fungsi Supervisi Pendidikan .................................................... 3
D. Peranan Supervisor Pendidikan................................................ 4
E. Tugas-Tugas Supervisor / Pengawas......................................... 5
F. Wewenang dan Tanggung Jawab Supervisor............................. 7
G. Ciri-Ciri Supervisor yang Baik.................................................. 8
BAB III KESIMPULAN .......................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah pelaku utama dalam dunia pendidikan. Semua unsur-unsur pendidikan, manusialah yang menjalannya. Akan tetapi, tiada manusia di dunia ini yang sempurna. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya, tentu saja haruslah ada pihak yang mengawasi pelaksanaan pendidikan tersebut. Jika pendidikan tersebut tidak diawasi, banyak personal-personal yang menyalah gunakan wewenang dan kewajibannya. Karena tidak bisa diungkiri pada dasarnya manusia memiliki rasa kurang cukup atas apa yang telah didapatkannya. Manusia selalu ingin mendapatkan lebih baik lagi dari pada apa yang ia dapatkan. Apabila keinginan ini tidak terkontrol maka timbullah tindakan-tindakan yang tercela, seperti korupsi baik waktu maupun material.
Selain unsur manusia yang serba kekurangan, pendidikan juga harus mengikuti perkembangan zaman. Dimana perkembangan zaman sekarangan ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Semua hal yang tadinya mustahil kini tidak mustahil lagi. Dalam hal ini, pendidikan juga harus mengikuti perkembangan zaman. Baik materi yang disampaikan maupun strategi-strategi bahkan metode-metode yang digunakan oleh para pendidik harus sesuai dengan perkembangan zaman sekarang ini.
Agar para guru dapat memberikan materi dan metode yang sesuai dengan perkembangan zaman, maka ia harus sering diberikan arahan-arahan yang baik dan latihan-latihan.
Dari masalah-masalah diatas, timbullah pertanyaan dalam pemikiran penulis diantaranya: Lantas siapakah yang berhak memberikan pengawasan pendidikan tersebut? Siapakah yang diberi kewajiban dan wewenang untuk memberikan bimbingan dan pelatihan kepada guru-guru sehingga guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman? Penulis akan membahas masalah ini pada bab berikutnya.
|
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Dalam Dictionary of Education Good Carter memberikan pengertian bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulusi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajran dan metode serta evaluasi pengajaran.
Menurut Boardman Et Al, yang dikutip oleh Prof. Drs. Piet A. Sahertian, mengungkapkan bahwa supervisi pendidikan adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dengan demikian mereka dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.[1]
Menurut Mc Nerney yang dikutip oleh Prof. Drs. Piet A. Sahertian, mengungkapkan bahwa supervisi itu sebagai suatu prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
Dari berberapa pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa supervisi pendidikan itu adalah Suatu kegiatan pengawasan terhadap semua unsur-unsur pendidikan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga tercapainya tujuan pendidikan.
|
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas[2].
Menurut Olive yang dikutip oleh oleh Prof. Drs. Piet A. Sahertian, dalam bukunya Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, mengemukakan bahwa tujuan supervisi pendidikan yaitu
1. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2. Meningkatkan proses belajar-mengajar di sekolah.
3. Mengembangkan seluruh staf di sekolah.
Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
C. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama supervisi modern yang dikemukakan oleh Drs. Piet A. Sahertian ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajara peserta didik[3].
Menurut Swearingen dalam bukunya Supervision of Instruction – Foundation and Dimension (1961). Ia mengemukakan 8 fungsi supervisi yaitu:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2. Memperbaiki kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreaktif.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
7.
|
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
D. Peranan Supervisor Pendidikan
Menurut Olive yang dikutip oleh oleh Prof. Drs. Piet A. Sahertian, dalam bukunya Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia[4], peranan supervisi pendidikan diantara :
1. Sebagai koordinator, ia dapat mengkoordinasi program belajar-mengajar, tugas-tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru-guru.
2. Sebagai konsultan, ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok.
3. Sebagai Pemimpin Kelompok, ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembangkan keteramplan dan kiat-kiat dalam bekerja untuk kelompok, bekerja dengan kelompok, dan bekerja melalui kelompok.
4. Sebagai evaluator, ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses balajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan.
|
E. Tugas-Tugas Supervisor / Pengawas
Berdasarkan SK Menpan No. 118/1996, tugas pokok pengawas adalah menilai dan membina teknis pendidikan dan administrasi pada suatu pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya[6].
Hal-hal yang berkaitan dengan teknis pendidikan meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, evaluasi dan kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan teknis administrasi meliputi administrasi personil, administrasi materil dan administrasi operasionil.
1. Supervisi Teknis Pendidikan
a. Supervisi terhadap Kurikulum
Dalam melaksanakan supervisi terhadap kurikulum, para supervisor / pengawas dapat menggunakan berbagai teknik supervisi, antara lain kunjungan sekolah, observasi kelas dan wawancara.
b. Supervisi terhadap Proses Belajar Mengajar
Dalam melakukan pengawasan / supervisi terhadap Proses Belajar Mengajar, pengawas mencermati hal-hal diantaranya: Persiapan mengajar guru, pelaksanaan sarana dan media pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, kemampuan dalam mengembangkan, penilaian atau evaluasi proses dan hasil belajar siswa.
c. Supervisi terhadap Penilaian / Evaluasi
|
d. Supervisi terhadap kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam melakukan supervisi terhadap kegiatan ekstrakurikuler, para supervisor / pengawas hendaknya mengamati betul hal-hal berikut :
1) Apakah kepala sekolah senantiasa mendorong dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut?
2) Apakah dalma kegiatan ekstrakurikuler itu hanya guru yang berperan dan mengabaikan peran serta siswa?
3) Kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang dilaksanakan di sekolah yang di awasai?
4) Adakah dampak positif dari kegiatan ekstrakurikuler dan apa pula kendala-kendalanya.
2. Supervisi Teknis Administrasi
a. Supervisi administrasi personil
Dalam melakukan kegiatan supervisi administrasi personil, para supervisor perlu mencermati hal-hal sebagai berikut :
1) Tentang kepala sekolah
2) Tentang pegawai tata usaha
3) Tentang guru dan wali kelas
4) Tentang siswa
b. Supervisi administrasi materil
Dalam melakukan kegiatan supervisi materil, para supervisor/ pengawas perlu mencermati hal – hal yang berkaitan tentang perlengkapan sekolah.
c. Supervisi administrasi operasional
Dalam melaksanakan kegiatan supervisi administrasi operasional, para supervisor hendaknya mencermati hal-hal sebagai berikut :
1)
|
2) Pembinaan dan pengembangan siswa-siswi berbakat pada sekolah tersebut.
3) Pengembangan dan pembinaan organisasi siswa.
4) Pengembangan dan pemantapan kegiatan sosial kemasyarakatan di sekolah dan lingkungan sekitar.
Perlu digaris bawahi bahwa dalam menjalankan tugas-tugas sebagai supervisor diatas, tidaklah mudah semudah membalikkan telapak tangan. Terutama dalam menjalin kerja sama antara semua pihak yang terkait dalam pendidikan. Disini dibutuhkan waktu, kesabaran dan pengorbanan dalam membina kerja sama yang baik itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keperbahasilan seorang supervisor dalam menjalankan tugasnya yaitu:
1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada.
2. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah/ supervisor.
3. Tingkat dan jenis sekolah.
4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.
5. Kecakapan dan keahlian kepada sekolah itu sendiri[7].
F. Wewenang dan Tanggung Jawab Supervisor
Wewenang dan tanggung jawab seorang supervisor dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Wewenang
a. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi.
b.
|
c. Menentukan dan mengusulkan program-program pembinaan serta melakukan pembinaan.
2. Tanggung jawab
a. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
b. Meningkatkan kualitas guru, siswa, kepala sekolah / madrasah dan seluruh staf sekolah yang berada dibawah wilayah pembinaan.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan di sekolah / madrasah di wilayah pembinaannya[8].
G. Ciri-Ciri Supervisor yang Baik
Seorang supervisor hendaklah memiliki ciri-ciri pribadi sebagai guru yang baik, memiliki pembawaan kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas mengenai proses pendidikan dalam masyarakat, kepribadian yang menyenangkan dan kecakapan melaksanakan human relation yang baik. Dia juga harus orang yang cinta pada anak-anak dan menaruh minat terhadap mereka dan masalah-masalah belajar mereka. Kecapannya dalam menggunakan proses kelompok sangat vital, dia harus capak memimpin kelompok menurut prinsip-prinsip demokratis, memiliki kecakapan dan keteguhan hati untuk mengambil tindakan cepat terhadap kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya untuk segera diperbaiki[9].
Selain ciri-ciri diatas, ciri-ciri seorang supervisor yang baik yaitu memiliki ilmu administrasi dan memahami fungsi-fungsi administrasi dengan sebaik-baiknya, berpengetahuan luas, berwibawa dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, terutama human relation, memiliki sifat-sifat jujur, konsekuens, ramah dan rendah hati.
|
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian supervisi pendidikan itu adalah suatu kegiatan pengawasan terhadap semua unsur-unsur pendidikan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga tercapainya tujuan pendidikan.
Adapun yang menjadi Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas.
Fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik.
Peranan supervisi pendidikan yaitu Sebagai koordinator, Sebagai konsultan, Sebagai Pemimpin Kelompok.
Tugas pokok pengawas adalah menilai dan membina teknis pendidikan dan administrasi pada suatu pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Adapun yang menjadi ciri-ciri seorang supervisor yang baik yaitu memiliki ilmu administrasi dan memahami fungsi-fungsi administrasi dengan sebaik-baiknya, berpengetahuan luas, berwibawa dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, terutama human relation, memiliki sifat-sifat jujur, konsekuens, ramah dan rendah hati.
Dengan demikian melalui kegiatan supervisi dapat meningkatkan mutu pendidikan pada lembaga pendidikan yang disupervisi.
|
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik
Departemen Agama Republik
Drs. Diet A. Sahertian dan Drs. Frans Mataheru Dip. ED. AP. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan.
Drs. Edi Kusnadi. Supervisi Pendidikan (Diklat Kuliah). IAIN Raden Intan Metro. Perpustakaan Fakultas Tarbiyah. 1992.
Prof. Drs. Piet A. Sahertian. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta
|
[1] Prof. Drs. Piet A. Sahertian. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2008. hh. 16-17.
[2] Ibid. hal. 19.
[3] Ibid. hal. 21.
[4] Ibid. hal. 25.
[5] Departemen Agama Republik
[6] Departemen Agama Republik
[7] Drs. Edi Kusnadi. Supervisi Pendidikan (Diklat Kuliah). IAIN Raden Intan Metro. Perpustakaan Fakultas Tarbiyah. 1992. hal. 44.
[8] Opcit.. Hh. 71-74.
[9] Opcit. Hh. 49-50.